Jumat, 26 April 2013

Puja Wali (Piodalan)

dalam rangka memperingati hari Puja Wali (Piodalan) Pura Indra Prastha (kesekretariatannya Peradah Solo) ke - 10 yang jatuh tepat pada hari ini, Peradah Solo mau sedikit sharing tentang apa itu Puja Wali (Piodalan).

Piodalan merupakan salah satu bagian dari upacara Dewa Yadnya, jadi sebelum ngebahas lebih lanjut apa itu Piodalan, Peradah Solo akan membahas sekilas mengani apa itu upacara Dewa Yadnya.


Upacara Dewa Yadnya adalah pemujaan atau persembahan sebagai perwujudan bakti kepada Hyang Widhi dalam berbagai manifestasinya, yang diwujudkan dalam bermacam-macam bentuk upakara. Bakti, bertujuan untuk mengucapkan terima kasih kepada Hyang Widhi terhadap hamba-Nya dan mohon Kasih-Nya agar kita mendapatkan berkah, rahmat dan karunia-Nya sehingga kita dapat hidup dengan selamat.
Upacara Dewa Yadnya dapat dilaksanakan di Sanggah atau Pemerajan, di Pura atau Khayangan-khayangan dan ditempat-tempat suci yang setingkat dengan itu. Upacara Dewa Yadnya dapat dilakukan pada tiap-tiap hari dan ada pula yang dilakukan secara periodik (berkala). Upacara Dewa Yadnya yang dilakukan setiap hari dapat dilaksanakan dengan melakukan Puja Tri Sandya dan Yadnya Sesa. Sedangkan Upacara Dewa Yadnya yang dilaksanakan secara periodik, dapat dilakukan pada hari-hari tertentu, misalnya kebaktian yang dilakukan pada Hari Galungan, Kuningan, Saraswati, Ciwarartri, Purnama, Tilem, Piodalan-piodalan dan lain sebagainya, demikian pula dengan mengadakan Tirtha Yatra ke tempat-tempat suci.

Salah satu Sloka yang tertuang dalam Bhagavad Gita mengenai Dewa Yadnya:

Brahma rpanam brahma havir
brahmagnau brhamana hutam

brahmai va tena gantavyam
brahma karma samadhina. (bh.G.IV.24)

Artinya :
Dipujanya Brahman, persembahyangannya Brahman oleh Brahman dipersembahkan dalam api brahman, dengan memusatkan meditasinya kepada Brahman dalam kerja ia mencapai Brahman.





Lalu, Apa itu Piodalan?

Piodalan berasal dari kata wedal yang artinya ke luar, turun atau dilinggakannya yang dalam hal ini Ida Sang Hyang Widhi dengan segala manifestasinya menurut hari yang telah ditetapkan untuk pemerajan / sanggah, pura sebagai kahyangan sebagaimana yang dijelaskan babad Bali, piodalan disebut pula sebagai petirtayan, petoyan, dan puja wali yang merupakan upacara pemujaan ke hadapan Ida Sang Hyang Widhi WaƧa dengan segala manifestasinya di tempat suci tersebut dengan nglinggayang atau ngerekayang (ngadegang) dalam hari - hari tertentu.

Piodalan juga merupakan perayaan hari suci di pura yang biasanya dilakukan secara periodik baik berdasarkan atas sasih,, wuku atau pawukon dll. Makna Hari Piodalan sesungguhnya netral atau bisa dikatakan tidak mempunyai makna sama sekali, sampai diri kita sendiri yang memberi makna.

Bagi umat yang bukan Hindu, mungkin saja memberikan makna yang biasa-biasa saja atas Hari Piodalan. Bahkan, mereka tidak melihat Hari piodalan itu sebagai sesuatu yang spesial. Mereka menganggapnya tidak mempunyai makna apa-apa terhadap kehidupan mereka.

Lain halnya bagi kita sebagai umat Hindu. Umat Hindu akan memberikan makna tersendiri terhadap Hari Piodalan ini. Bahkan, antara umat Hindu yang satu dengan umat Hindu yang lainnya akan memberikan makna yang berbeda juga.



sumber:
  • http://www.parisada.org/index.php?option=com_content&task=view&id=473&Itemid=96
  • http://ajaranhindu.blogspot.com/2010/08/makna-hari-piodalan.html
  • http://sejarahharirayahindu.blogspot.com/p/piodalan.html


Tidak ada komentar:

Posting Komentar